tracking-tech.com – Mungkin kamu sudah sering mendengar istilah Teknologi Zero Trust Security dalam dunia keamanan siber, tapi apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan ini? Secara sederhana, Zero Trust Security adalah sebuah pendekatan yang menganggap bahwa tidak ada pengguna atau perangkat yang bisa dipercaya, baik itu yang ada di dalam jaringan perusahaan maupun di luar jaringan. Dalam sistem Zero Trust, setiap permintaan akses ke data atau sumber daya akan selalu diverifikasi terlebih dahulu, tanpa ada anggapan otomatis bahwa pengguna atau perangkat tersebut bisa dipercaya.
Konsep Zero Trust ini muncul sebagai respons terhadap berkembangnya ancaman siber yang semakin canggih. Dulu, banyak organisasi mengandalkan perimeter keamanan yang hanya berfokus pada perlindungan di luar jaringan. Namun, dengan semakin banyaknya serangan yang bisa menembus batas-batas tersebut, Teknologi Zero Trust Security menawarkan solusi yang lebih modern dan lebih aman.
Baca Juga: Profil Lengkap Member aespa
Kenapa Zero Trust Itu Penting?
Ancaman yang Semakin Canggih
Ancaman dunia maya saat ini semakin kompleks dan canggih. Dulu, serangan lebih banyak dilakukan oleh pihak luar yang mencoba menembus batas firewall atau sistem pertahanan yang ada. Namun, dengan berkembangnya serangan dari dalam (misalnya insider threats), sistem lama yang hanya mengandalkan perimeter keamanan mulai terlihat kurang efektif.
Dengan Teknologi Zero Trust Security, pendekatan yang digunakan lebih bersifat proaktif. Semua akses, baik dari pengguna internal maupun eksternal, harus selalu melalui proses verifikasi yang ketat. Tidak ada lagi anggapan bahwa perangkat atau pengguna yang sudah ada di dalam jaringan bisa dipercaya begitu saja.
Penggunaan Cloud yang Semakin Meluas
Selain itu, dengan semakin meluasnya penggunaan teknologi cloud dan perangkat mobile, organisasi tidak lagi bisa hanya bergantung pada keamanan perimeter tradisional. Teknologi Zero Trust Security menjadi sangat relevan karena kemampuan untuk mengamankan sumber daya di berbagai tempat, baik itu di pusat data tradisional, di cloud, ataupun di perangkat yang digunakan oleh karyawan yang bekerja jarak jauh.
Bahkan perangkat yang terhubung dengan jaringan internal sekalipun, harus tetap melalui proses otentikasi dan otorisasi untuk memastikan bahwa perangkat tersebut tidak terinfeksi atau disusupi oleh ancaman dari luar.
Baca Juga: Biodata & Fakta Member aespa
Bagaimana Teknologi Zero Trust Bekerja?
Konsep “Never Trust, Always Verify”
Konsep utama dari Teknologi Zero Trust Security adalah prinsip “Never Trust, Always Verify” (Jangan Pernah Percaya, Selalu Verifikasi). Artinya, meskipun seorang pengguna atau perangkat sudah berada di dalam jaringan, itu tidak berarti mereka bisa langsung diberikan akses penuh ke data atau sistem. Setiap permintaan akses harus selalu diverifikasi, terlepas dari apakah pengguna tersebut berada di dalam atau di luar jaringan.
Verifikasi ini dilakukan dengan menggunakan berbagai metode autentikasi, seperti multi-factor authentication (MFA), analisis perilaku pengguna (user behavior analytics), serta pengelolaan identitas dan akses yang ketat. Dengan pendekatan ini, meskipun ada potensi ancaman dari dalam organisasi, akses ke data tetap dilindungi dengan ketat.
Micro-Segmentation
Salah satu fitur penting dari Zero Trust adalah micro-segmentation. Dalam model ini, jaringan dibagi menjadi bagian-bagian kecil dan terisolasi, sehingga jika satu bagian jaringan disusupi, potensi ancaman tidak akan menyebar ke bagian lain. Setiap segmen hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki izin khusus, dan akses antar segmen dipantau dengan ketat.
Contohnya, misalnya ada karyawan yang bekerja di departemen keuangan, mereka hanya akan memiliki akses ke data dan aplikasi yang relevan dengan pekerjaan mereka. Karyawan lain yang bekerja di departemen pemasaran tidak akan bisa mengakses data tersebut, meskipun keduanya berada dalam jaringan yang sama. Ini membantu mengurangi risiko kebocoran data, terutama jika terjadi kebocoran akses di satu bagian.
Least Privilege Access
Prinsip Least Privilege Access adalah salah satu komponen penting dari Zero Trust Security. Dalam model ini, pengguna atau perangkat hanya diberikan akses minimal yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya. Dengan kata lain, mereka hanya akan mendapatkan izin akses ke sumber daya yang mereka butuhkan untuk pekerjaan mereka, tanpa hak akses lebih.
Jika seorang karyawan hanya membutuhkan akses ke email dan aplikasi kantor, mereka tidak akan diberikan akses ke database sensitif perusahaan. Bahkan, hak akses tersebut akan dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa akses yang diberikan tetap relevan dengan peran dan tanggung jawab mereka.
Baca Juga: Karina Winter Giselle Ningning Profil
Keuntungan Menggunakan Teknologi Zero Trust Security
Meningkatkan Keamanan
Dengan mengadopsi Teknologi Zero Trust Security, organisasi dapat memastikan bahwa hanya pihak yang terverifikasi yang dapat mengakses data dan sumber daya mereka. Karena setiap permintaan akses harus melalui proses otentikasi yang ketat, kemungkinan terjadinya akses yang tidak sah menjadi sangat kecil. Ini tentunya sangat mengurangi risiko terjadinya kebocoran data dan serangan siber.
Mengurangi Dampak Serangan
Jika terjadi serangan, Zero Trust Security dapat membantu membatasi dampaknya. Dengan adanya micro-segmentation dan least privilege access, serangan yang menembus satu bagian jaringan tidak akan dengan mudah menyebar ke bagian lain. Hal ini dapat membatasi kerusakan dan memastikan bahwa serangan hanya berfokus pada area yang terinfeksi, bukan pada seluruh sistem.
Mengatasi Tantangan Kerja Jarak Jauh
Di masa sekarang, banyak organisasi yang memiliki karyawan yang bekerja dari jarak jauh atau menggunakan perangkat pribadi. Ini menambah tantangan dalam mengelola keamanan data dan akses. Teknologi Zero Trust Security memecahkan masalah ini dengan memastikan bahwa semua perangkat, baik yang digunakan oleh karyawan di kantor atau di rumah, harus melalui verifikasi dan otorisasi sebelum mendapatkan akses ke data sensitif.
Skalabilitas
Seiring dengan pertumbuhan organisasi, Zero Trust Security dapat dengan mudah disesuaikan dan diperluas untuk mengakomodasi lebih banyak pengguna, perangkat, dan aplikasi. Ini sangat cocok untuk organisasi yang berkembang pesat dan membutuhkan solusi keamanan yang dapat mengikuti perubahan dan kebutuhan bisnis mereka.
Baca Juga: Fakta Menarik 4 Member aespa
Implementasi Teknologi Zero Trust Security
Identifikasi dan Otentikasi Pengguna
Langkah pertama dalam implementasi Zero Trust Security adalah memastikan bahwa setiap pengguna dan perangkat yang mengakses sistem telah teridentifikasi dengan benar. Penggunaan multi-factor authentication (MFA) adalah langkah awal yang penting dalam memastikan bahwa hanya pengguna yang sah yang bisa mengakses data.
Pemantauan dan Analisis Perilaku
Selain otentikasi, pemantauan dan analisis perilaku pengguna juga penting dalam Zero Trust. Dengan memantau perilaku pengguna secara real-time, organisasi dapat mendeteksi aktivitas mencurigakan yang mungkin menunjukkan adanya ancaman. Jika perilaku pengguna tiba-tiba berubah secara drastis, ini bisa menjadi indikator adanya pelanggaran keamanan yang perlu ditangani segera.
Pembatasan Akses Berdasarkan Peran
Setelah memastikan identitas pengguna, langkah selanjutnya adalah memberikan akses sesuai dengan peran mereka di dalam organisasi. Ini memastikan bahwa hanya pengguna yang memiliki kewenangan yang dapat mengakses informasi sensitif